Kamis, 28 Agustus 2014

Materi Fiqih DTA 2 bab 1 ( Shalat Maktubah )



SHOLAT  MAKTUBAH

Shalat Maktubah adalah shalat-shalat yang difardhukan atas tiap-tiap muslim yang mukallaf, yaitu: Shubuh, Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib dan ‘Isya. Shalat-shalat ini mulai disyari’atkan pada malam diisyra’kannya Rasulullah SAW ke Baitul Maqdis, kemudian dimi’rajkan ke langit. Di sana Allah telah mewajibkan atas Nabi-Nya dan seluruh kaum muslimin 50 shalat sehari semalam. Kemudian, oleh Allah Azza Wa Jalla diringankan menjadi shalat 5 kali shalat saja, yakni 5 kali dilaksanakan, namun pahalanya seperti yang 50 kali. 
peristiwa isra’ itu terjadi 18 bulan sebelum hijrah Nabi SAW ke Madinah.

Pengertian Shalat Wajib/Fardhu, Hukum, Rukun, Syarat Sah, Tujuan Dan Kondisi Batal Sholat

A. Definisi & Pengertian Sholat Fardhu / Wajib Lima Waktu

Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan persyaratkan yang ada.

B. Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain

Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.

Shalat wajib 5 (lima) waktu yaitu Dhuhur (dzuhur), Ashar, Maghrib, Isya' dan Subuh hukumnya fardhu (wajib) dan salah satu tiang utama dalam Islam di samping shahadat, puasa Ramadhan, zakat dan haji. Oleh karena itu, melakukan shalat lima waktu setiap hari adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah selagi dia masih bernafas. Kecuali, karena sebab adanya udzur yang ditentujan oleh syariah seperti haid, nifas, gila, lupa, tertidur. Itupun harus
diganti (qadha) pada waktu yang lain, apabila faktor penyebab tidak solat tersebut tidak ada lagi. Misalnya, tidak shalat subuh karena tertidur, maka dia harus mengqadha-nya begitu dia bangun. Yang tak kalah penting adalah mengetahui tata cara shalat dengan benar. Berikut tuntunan tata cara shalat fardhu.
SYARAT  WAJIB  SHALAT

1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur

SYARAT SAHNYA SHALAT

Khusus poin no. 1 adalah syarat khusus untuk shalat lima waktu. Sedangkan untuk poin 2 dan 3 berlaku untuk semua shalat, baik fardhu atau sunnah.

1. Masuk waktu shalat: shalat lima waktu baru sah apabila dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan. Misalnya, shalat dhuhur harus dilaksakan pada waktu dzuhur. Kecuali shalat qadha. Maka, boleh bahkan
dianjurkan melaksanakan shalat qadha sesegera mungkin saat ingat.

2. Suci dari hadats besar dan hadats kecil: hadats besar adalah haid, nifas dan junub (keluar sperma). Untuk mensucikannya harus dengan mandi junub atau jinabat. Hadats kecil adalah kentut dan menyentuh wanita bukan mahram. Cara mensucikannya adalah dengan berwudhu.

3. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. Perkara najis adalah darah, segala kotoran (tinja) hewan atau manusia, bangkai (binatang yang mati tanpa disembelih secara syariah), anjing dan babi. Cara mensucikannya adalah dengan air. Khusus najis anjing dan babi harus disucikan tujuh kali siraman air dan salah satunya dicampur dengan tanah menurut madzhab Syafi'i.

4. Menutup Aurat. Aurat (anggota badan yang harus ditutupi) laki-laki adalah antara pusar sampai lutut. Sedang aurat perempuan adalah seluruh anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan.

5. Menghadap Kiblat



II. WAKTU SHALAT LIMA WAKTU

1. Shubuh: Waktu Shubuh diawali dari munculnya fajar shaddiq, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir ketika terbitnya Matahari.

2. Dhuhur, dzuhur atau zuhur. Waktu dzuhur diawali jika matahari telah tergelincir (condong) ke arah barat, dan berakhir ketika masuk waktu Ashar.

3. Ashar. Waktu Ashar diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Waktu Ashar berakhir dengan terbenamnya Matahari.

4. Maghrib. Waktu Maghrib diawali dengan terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.

5. Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya' diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar shadiq keesokan harinya.


III. RUKUN SHALAT LIMA WAKTU

Rukun sholat atau perkara yang wajib dilakukan saat menjalankan shalat. Rukun shalat ini berlaku untuk shalat fardhu atau sunnah. Jumlahnya ada 14 sebagai berikut:

1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ikhram. Yaitu takbir pembuka shalat.
4. Membaca Al-Fatihah
5. Ruku’ (membungkukkan badan)
dengan Tuma’ninah
6. I’tidal (bangun dari ruku')
dengan Tuma’ninah
7. Sujud
dengan Tuma’ninah
8. Duduk diantara dua
sujud dengan Tuma’ninah
9. Duduk pada tasyahud (tahiyat) akhir
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat Nabi yaitu allahumma shalli 'ala sayidina Muhammad wa 'ala ali sayidina Muhammad.
12. Salam
13. Tertib antara tiap rukun.


IV. PERKARA YANG MEMBATALKAN SHALAT

Perkara yang membatalkan shalat di bawah berlaku untuk shalat fardhu dan sunnah.
1. Sengaja berbicara
2. Bergerak yang bukan gerakan shalat berturut-turut sebanyak 3 x
3. Berhadats kecil atau besar
4. Terkena Najis
5. Terbukanya aurat dengan sengaja
6. BerUubah Niat
7. Membelakangi kiblat
8. Makan atau minum dengan sengaja walaupun sedikit
9. Tertawa terbahak-bahak
10. Murtad atau keluar dari Islam.
11. Meninggalkan salah satu rukun dengan sengaja
12. Mendahului Imam sebanyak 2 rukun apabila shalat dilaksanakan secara berjamaah.


V. GERAKAN DAN BACAAN SUNNAH DALAM SHALAT FARDHU

Hukumnya mendapat pahala apabila. Tapi tetap sah sholatnya apabila tidak melakukannya.

1. Membaca
do'a iftitah setelah takbirotul ihrom (takbir pertama shalat).
2. Membaca takbir selain takbirotul ihram.
3. Membaca a'udzubillahi minasyaithanirrojim (ta'awudz) sebelum membaca Al Fatihah.
4. Membaca subhana robbiyal adzimi wa bihamdih saat ruku
5. Dan membaca subhana robbiyal a'la wa bihamdih  saat sujud.
6. Membaca sami-Allohu liman hamidah saat bangun dari ruku
7. Membaca robbana wa lakal hamdu    setelah tegak berdiri setelah rukuk.
8. Membaca qunut setelah rukuk rakaat kedua shalat subuh.
9. Membaca surat dari Al-Qur’an setelah membaca Al-Fatihah pada dua raka’at awal.
10. Membaca sholawat pada (tasyahud) awal.
1
1. Membaca do'a pada tasyahhud terakhir.
1
2. Meletakkan dua tangan pada lutut selama ruku’.
1
3. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri selama berdiri.
1
4. Duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan (duduk iftirash
       ( di saat tasyahhud pertama dan ketika duduk di antara dua sujud.

1
5. Duduk tawarruk di saat tasyahhud (tahiyat) terakhir
      Duduk tawarruk itu ialah duduk di atas tanah dengan posisi kaki kiri berada di bawah
      kaki kanan, sementara kaki kanan tersebut ditegakkan.
15. Memberi isyarat (menunjuk) dengan jari telunjuk pada tasyahhud (tahiyyat) pertama
      dan terakhir, dari mulai pertama kali duduk sampai selesai membaca tasyahhud.
16. Mengeraskan bacaan (jahr) pada waktu shalat Subuh, shalat Jum'at, dan pada dua
       rakaat pertama dari shalat Maghrib dan shalat Isya'.
17. Menyamarkan bacaan pada waktu shalat Dhuhur, shalat Ashar dan pada rakaat ketiga
       dari shalat Maghrib dan dua rakaat terakhir dari shalat Isya'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar