Jumat, 26 September 2014

Tafsir Qur'an Surat Al-Isro ayat 23-24

Menurut Islam, anak merupakan sebuah amanah dari Allah SWT yang diembankan kepada hamba-Nya yang dikehendaki, yang dilahirkan dalam keadaan suci/fitrah. Karena itu, tanggungjawab pendidikan seorang anak secara khusus dibebankan kepada orang tuanya,
Selanjutnya mari kita bahas konsep pendidikan bagi anak yang ditawarkan oleh Islam,yaitu dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ (17) ayat 23-24.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“ Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
(Qs. Al Israa’ [17]:23)
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا.
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku,kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’.”
(Qs. Al Israa’ [17]:24)
Takwil firman Allah :
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
(Dan tuhanmu telah memrintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.)
Maksud ayat ini adalah, wahai Muhammad, Tuhanmu telah menetapkan perintah-Nya kepada kalian untuk tidak menyembah selain Allah, karena tiada yang patut disembah selain Allah.
           
MAKNA KOSAKATA
Dalam ayat ini membahas 16 masalah :
Pertama قَضَى : “ Memerintahkan “. Maksudnya , memerintahkan, mengharuskan dan mewajibkan.
Kedua : Allah SWT memerintahkan bertauhid dan beribadah kepada-Nya. Dan menjadikan bakti kepada kedua orang tua selalu dibarengkan dengan beribadah kepada-Nya. Sebagaimana telah membarengkan terimakasih kepada keduanya dengan bersyukur kepada-Nya. Allah berfirman, وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya”.
            Ketiga : Termasuk berbakti kepada kedua orang tua adalah ihsan (berlaku baik) kepeda keduanya dengan tidak menunjukan pertentangan atau durhaka kepada keduanya. Karena tindakan seperti itu disepakati termasuk dosa besar.
Hal tersebut dijelaskan dalam sunnah sebagaimana tercantum dalam shahih dari Abdullah bin amru,
“Sesungguhnya di antara dosa besar itu adalah seseorang yang mencaci kedua orang tuanya”. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah apakah (ada) seseorang yang mencaci orang tuanya sendiri?”. Beliau menjawab, “ Ya (ada),yaitu seseorang yang mencaci ayah orang lain berarti ia mencaci ayahnya sendiri, kemudian ia mencaci ibu orang lain berarti ia telah mencaci ibunya sendiri.[1]
            Keempat : durhaka terhadap orang tua adalah menentang maksud keduanya yang bersifat mubah. Sebagaimana berbakti kepada keduanya adalah menuruti apa yang menjadi maksud keduanya. Dengan demikian jika keduanya atau salah satu dari keduanya memerintahkan suatu perintah kepada anaknya, mak ia wajib menaatinya jika perintah itu bukan suatu kemaksiatan dan selama yang diperintahkan itu merupakan hal hal yang mubah (boleh) dan termasuk mandub (dianjurkan). Sebagia ulama berpandangan bahwa perintah kedua orang tua untuk hal-hal yang mandub maka menjadi bertambah kuat ke mandubnya itu.
Kelima : At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata,” Aku memiliki seorang istri yang aku cintai. Sedangkan ayahku membencinya sehingga memerintahkanku agar aku menceraikannya namun aku menolaknya.
Keenam : Dalam Ash-Shahih  terlansir riwayat dari Abu Hurairah, ia berkata, “Datang seorang pria kepadanya Nabi SAW lalu berkata,
“Siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan denga biak ?”
Beliau menjawab, “Ibumu”. Ia bertanya lagi, “ Kemudian siapa lagi?”
Beliau menjawab, “Ibumu”. Ia bertanya lagi, “ Kemudian siapa lagi?”
Beliau menjawab, “Ibumu”. Ia bertanya lagi, “ Kemudian siapa lagi?”
Beliau menjawab, “Ayahmu”.[2]
                Hadist ini menunjukan bahwa kecintaan dan kasih sayang kepada ibu harus tiga kali lipat dari kecintaan terhadap ayah. Hal itu karena Nabi SAW menyebutkan ibu Sampai tiga kali, sementara Ayah hanya sekali saja.
Jika makna ini dihayati maka akan tearlihat jelas bahwa kepayahan mengandung, melahirkan, menyusui, dan mendidik hanya  khusus pada diri.
Ketujuh: Bakti kepada orang tua tidak khusus ketika kedua orangtua itu muslim.Bahkan sekalipun keduanya kafir,berbakti dan berbuat baik kepada keduanya tetap  wajib,apalagi jika keduanya kafir dzimmi (yang berhak hidup damai).Allah SWT berfirman                                                 “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil  terhadp orang-orang yang tiada memerangimu kaerna agam dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.” (Qs.Al Mumtahanah [60]: 8)
Kedalapan: Di antara berbuat baik kepada orang tua adalah jika ditentukan untuk berangkat berjihad mak hendaknya berjihad dengan izin keduanya.”ada seorang pria datang kepada Nabi SAW meminta izin untuk berjihad.Maka beliau menjawab ,”Ya”.beliau bersabda,”Berjihad dengan berbakti pada keduanya.”[3]
Sedangkan  lafazh Muslim di selain Ash-Shahih :
Ia berkata,”Ya,aku meninggalkan keduanya dalam keadaan menangis”.Beliau bersabda ,”Kembalilah dan buat keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.”[4]
                Kesembilan : para ulama berbeda pendapat berkenaan dengan kedua orang tua yang musyrik, apakah anaknya harus keluar dengan izinnya , jika jihad adalah salah satu fardhu kifayah. Ats-Tsauri mengatakan,” tidak boleh berperang melainkan dengan izin kedunya.”
            Asy-Syafi’i berkata, “ boleh baginya berperang dengan tanpa izin keduanya.”
            Ibnu Al Mundir berkata, “ para kakek adalah para ayah sedangkan para nenek adalah para ibu, sehingga seseorang tidak boleh beperang dengan izin mereka. Dan aku tidak mengetahui adanya indikasi yang mewajibkan itu kepada saudara dan kerabat lainnya.”
            Sedangkan Thawus melihat bahwa berbuat baik kepada saudara-saudara lebih baik dari  pada jihad dijalan Allah ‘Azza wa Jalla.’
           
Kesepuluh: Diantara faktor menyempurnakan bakti kepada kedua orang tua adalah menyambung silaturrahim kepada para sahabat atau temannya. Rasulullah juga memberikan hadiah kepada kawan-kawan Khadizah sebagai bakti beliau kepadanya dan memenuhi janjinya, karena dia adalah istri beliau. Maka apalagi apalagi dengan kedua orang tua .
            Kesebelas:  Firman Allah SWT: “jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu.” Dikhususkan ketika mas lanjut usia karena ini adalah masa di mana keduanya sangat  membutuhkan baktinya karena perubahan kondisi pada keduanya yang melemah faktor usia yang tua. Karena keduanya dalam kondisi ini telah menjadi tanggung jawab anaknya. Keduanya sangat membutuhkan perhatian dari orang yang dulu pernah diurusinya diwaktu kecil, yaitu dari anak-anaknya.
            Selain itu juga masa yang lama berada bersama seseorang kadang-kadang menimbulkan kebosanan dan kejenuhan sehingga menstimulasi emosi terhadap keduia orang tuanya. Untuk mengantisipasi situasi ini, maka dianjurkan agar sianak tetap berbicara dengan baik dan lemah lembut terhadap kedua orang tuanya,dengan demikian dia akan selamat dari segala cela dan aib. Maka Allah SWT berfirman: “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
            Orang bahagia adalah orang yang segera menggunakan kesempatan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya agar tidak terkejar dengan kematian keduanya sehingga akan menyesali semua itu. Sedangkan orang sengsara adalah orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Apalagi bagi orang yang telah sampai kepadanya perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua.
Kedua belas : Firman Allah SWT: “maka sekali kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’.” Maksudnya, jangan katakan keduanya ucapan-ucapan yang di dalamnya sekecil apapun yang menyedihkan. Dari Abu Raja’ Al Utharidi,
“Ah,adalah ucapan yang buruk lagi kasar.”
Mujahid berkata.”Artinya:Jika anda ,mendapatkan kedua orang tau dalam kondisi lanjut usia lalu ia buangt aiar besardan aie kecil,maka janganlah anda keduanya lalu anda ucapkan  ah.”[5] Sedangkan maksud ayat ini lebih luas dari makna ini.
            Uff dan tuff adalah kotoran kuku,[6] dan juga dikatakan terhadap apa-apa yang menggelisahkan dan memberati.
            Al Azhari berkata,”Uff juga sesuatun yang snagat hina.dengan kasratain sebagaimana macam-macam  sauar yang di kasratain kan.
            Sedangkan Abu Amru bun Al Ala’berkata,”Uf adalah kotoran di sela-sela kuku sedangkan tuff adalah potongannya.”
            Az-Zujjaj berkata.”Arti uff dalah busuk,”.
Para ulama kuita berkata,”ucapan ‘ah’ terhadap kedua orang tua adalah ucapan yang paling hina karena dengan ucapan itu menolak keduanya dengan penolakan yang termasuk kufur nikmat,kufur dan menolak wasiat Al-Quran.
Ketiga belas : firman Allah SWT      “Dan janganlah kamu membentak mereka.” An-Nahru : Membentak dan berbicara kasar kepadanya.
            “Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. ” Maksudnya,yang lembut dan indah. Seperti: Wahai bapakku dan hai ibuku,dengam tidak menyebut nama atau julukannya.Demikian dikatakan oleh Atha’.
            Sedangkan Ibnu Al Baddah[7] At-Tujibi berkata, “ Saya katakan kepada Said bin Al Musayyab bahwa semua yang ada di dalam Al-Qur’an mengenai berbakti kepada kedua orang tua telah saya ketahui, kecuali firman-Nya,” Dan ucapkanlah kepada  mereka perkataan yang mulia”. Apakah perkataan yang mulia itu?. Ibnu Al Musayyab menjawab,”ucapan seorang hamba yang bersalah kepada kedua orang tuanya yang kasar dan keras.”1187
            Keempat belas: Firman Allah SWT,                         
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan .“
Ini adalah bahasa kiasan yang berkenaan dengan lemah lembut dan kasih sayang serta merendah diri dihadapan kedua orang tua sebagaimana rendah diri seorang rakyat terhadap seorang pemimpin sebagaimana di tunjukan kepadanya oleh Sa’id bin Al Musayyab. Hafsh mengambil gambaran dengan ‘sayap’ dan menjadikannya rendah adalah serupa dengan sayap burung ketika merendahkan sayap untuk anaknya.
            Kelima belas : Dan didalam ungkapan adalah untuk menjelaskan jenis. Maksudnya, sungguh rendah diri adalah bagian dari rahmat yang kokoh bersemayam didalam jiwa. Dan juga bisa untuk menunjukan tujuan akhir.
            Kemudian Allah SWT memerintahkan para hambanya agar berkasih sayang kepada orang tua mereka dan mendo’akan mereka. Hendaknya engkau menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangimu dan juga lemah lembut kepada keduanya sebagaimana keduanya lemah lembut kepadamu. Karena keduanya telah menolongmu ketika kamu masih kecil, bodoh dan sangat membutuhkan sehingga keduanya mengutamakanmu dari pada diri mereka sendiri. Keduanya begadang dimalam hari, keduanya lapar demi mengenyangkanmu,keduanya berpakaian compang-camping demi memberikan pakaian untukmu, maka kamu tidak akan bisa mebalas kebaikan keduanya kecuali ketika keduanya telah lanjut usia sampai batas usia mereka tidak berdaya seperti kamu masih kecil,lalu kamu mengurusinya dengan baik sebagaimana keduanya telah mengurusmu dengan baik pula. Dengan demikian kedua orang tua memiliki hak untuk diutamakan.
            Keenam belas : Firman Allah SWT: “sebagaimana mereka berdua telah mendidiku.” Pendidikan secara khusus disebutkan agar para hamba ingat bahwa kasih sayang kedua orang tua dan kelelahan kedua orang tua adalah dalam mendidik. Sehingga hal itu dapat menambah kasih sayang dan sikap lemah lembut kepada keduanya. Semua ini untuk kedua orang tua yang mukmin.
TAFSIR AYAT
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
                   Berdasarkan ayat di atas, tampaknya yang menjadi titik sentral dalam masalah bir al-walidain adalah anak, maka posisi orang tua sebagai pendidik tidak menjadi bahasan utama. Hal ini bisa disebabkan adanya suatu anggapan bahwa orang tua tidak akan melalaikan kewajibannya dalam mendidik anak.
                   Menurut Said Qutub orang tua itu tidak perlu lagi dinasehati untuk berbuat baik kepada anak, sebab orang tua tidak akan pernah lupa akan kewajibannya dalam berbuat baik kepada anaknya. Sedangkan anak sering lupa akan tanggung jawabnya terhadap orang tua. Ia lupa pernah membutuhkan asuhan dan kasih sayang orang tua dan juga lupa akan pengorbanannya. Namun demikian anak perlu melihat ke belakang untuk menumbuh-kembangkan generasi selanjutnya.  Jadi mempelajari cara orang tua dalam mendidik anak menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.
Hal pertama yang teranalisa dalam penjelasan kedua ayat tersebut adalah kewajiban orang tua untuk memperlakukan anak dengan baik. Hal ini dapat dilihat dalam penafsiran ayat   wa bilwalidaini ihsana. Dalam penafsiran penggalan ayat tersebut, anak dituntut berbuat baik kepada kedua orang tua disebabkan orang tua telah berbuat ihsan kepada anak; mengandung selama sembilan bulan, memberikan kasih sayang dan perhatian sejak dari proses kelahiran hingga dewasa.
                   Dengan demikian, perintah anak untuk berbuat ihsan kepada orang tua menjadi wajib dengan syarat orang tua telah terlebih dahulu berbuat ihsan kepadanya. Ihsan orang tua terhadap anak sangat urgen sebab seorang anak yang dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah tidak berdaya,  tidak tahu apa-apa, dan perlu pertolongan orang lain. Untuk mengatasi ketidakberdayaannya, anak sangat bergantung sepenuhnya kepada orang tua dan menunggu bagaimana arahan dan didikan yang akan diberikan kepadanya.
Hal kedua yang dapat dijadikan konsep pendidikan emosional anak adalah

إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
                   Kondisi lemah anak yang masih kecil dalam asuhan orang tua sama halnya dengan kondisi orang tua yang telah tua renta dalam asuhan anak. Ketika Allah mewajibkan anak untuk berbuat baik kepada orang tua sebagai balasan orang tua yang telah memperlakukan anak dengan baik dan susah payah ketika anak kecil, maka secara otomatis orang tua juga dituntut hal yang sama yakni memperlakukan anak dengan baik; tidak bersikap yang menunjukkan kebosanan dan kejemuan secara lisan maupun bahasa tubuh. Berkaitan dengan hal ini, orang tua seharusnya tidak mengabaikan aspek psikologis dalam mengasuh anak. Anak memerlukan perhatian dan kasih sayang. Meskipun belum bisa berpikir logis, anak tetap memerlukan kasih sayang dan cinta orang tua. Pemberian materi yang banyak tanpa dibarengi dengan perhatian dan rasa cinta dari orang tua akan membuat anak merasa tidak ada ikatan emosi antara dirinya dan orang tua. Akibatnya anak tidak peka terhadap apa yang dirasakan oleh orang tuanya, apalagi ketika orang tua telah renta.
                   Memperlakukan anak dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang bukan hanya membantu anak berkembang dengan positif tetapi juga memudahkan orang tua untuk mengontrolnya. Di saat orang tua bersikap lemah lembut dan sayang kepadanya, maka anak tersebut akan mudah untuk diajak kerjasama dan akan bersikapmenurut. Memperhatikan aspek psikologis anak dapat diwujudkan dengan sikap dan perkataan. Allah mewajibkan anak untuk berkata lemah lembut dan tidak menghardik orang tua ketika mereka telah pikun karena orang tua telah berlaku sabar, bersikap lembut dan tidak menghardik anak. Dengan demikian orang tua juga dituntut untuk lemah lembut dalam perkataan dan tidak menghardik anak.
                   Anak kecil yang belum bisa berpikir rasional dan logis sama halnya seperti orang tua yang telah pikun. Anak kecil tentunya akan merasa senang dengan dunianya. Misalnya anak kecil mempermainkan kotorannya sendiri yang menurut daya nalar anak apa yang dilakukannya tersebut baik dan menyenangkan. Meskipun hal demikian belum tentu logis dan baik menurut pemikiran orang dewasa. Dalam hal ini orangtua perlu bersikap sabar. Penghinaan dan celaan adalah tindakan yang dilarang dalam pendidikan, sekalipun terhadap bocah kecil yang belum berumur satu bulan. Anak bayi sangatlah peka perasaannya. Ia dapat merasakan orang tua tidak senang dan tidak menyukainya melalui sikap, bahkan yang masih tersirat dalam hati orang tua, lebih-lebih lagi melalui perkataan yang jelas.
                   Sikap orang tua dalam menghadapi dan mengasuh anak pada masa kecil memerlukan kesabaran dan tutur kata yang baik atau qaulan karima. Tutur kata yang baik bisa diwujudkan seiring dengan adanya kesabaran. Apabila tidak ada kesabaran dalam diri orang tua tentunya kata-kata kasar dan hardikan akan keluar tanpa terkendali. Dan perkataan kasar serta hardikan tidak disenangi anak, walaupun menurut orang tua semua itu demi kebaikan anak. Sebab yang dirasakan oleh anak bahwa kata-kata yang tidak lemah lembut merupakan bukti ketidaksenangan orangtua terhadapnya.
[1] Pengendalian tutur kata agar selalu terucap yang baik merupakan bentuk kesabaran dan penghargaan orang tua terhadap anak. Ada sebagian keluarga di mana orang tua selalu menggunakan perkataan kotor ketika berbicara dengan anak-anak mereka. Padahal pada setiap tempat, terjaganya lingkungan masyarakat akan tergantung pada istilah-istilah dan ungkapan bahasa yang digunakan oleh ayah dan ibu kepada putra putrinya. Membiasakan anak bersikap sopan santun dalam berbicara adalah tugas orang tua, karena anak mengambil dan belajar dari kedua orang tuanya. Jika kedua orang tuanya tidak memiliki cara yang benar dalam berbicara, maka mereka berdua tidak akan mampu mengajari anak-anak mereka sama sekali.
[2] Qaulan karima merupakan perkataan yang baik, lembut dan memiliki unsur menghargai bukan menghakimi. Dengan demikian anak akan bisa menilai kadar keperdulian orang tua terhadap dirinya melalui perkataan yang didengarnya. Di samping memberikan dampak secara psikologis, gawl karim juga menjadi acuan bagi anak untuk mengikuti pola yang serupa. Sebagai konsekuensinya anak berbicara dengan perkataan yang baik kepada orang tua sehingga akan terjalin ikatan emosional antara anak danorangtua.
Perkataan kasar dan caci maki, sebagai kebalikan dari pendapat di atas, akan membuat anak terbiasa dengan kata-kata tersebut. Terbiasa di sini dimaksudkan bahwa ketika orang tua melontarkan cacian kepada anak sebagai tanda marah, anak tidak akan menghiraukan lagi.
[3] Dan membentak anak sekalipun ia masih sangat kecil, berarti penghinaan dan celaan terhadap kepribadiannya sesuai kepekaan jiwanya. Dampak negatif ini tumbuh dan berkembang hingga menghancurkan kepribadian dan mengubah manusia menjadi ahli maksiat dan penjahat yang tidak lagi peduli dengan perbuatan dosa dan haram.
[4] Melalui kata yang baik, bijak dan juga pujian, anak akan merasa dihargai dan keberadaannya di antara anggota keluarga menjadi berarti. Seberapapun tinggi pendidikan dan juga pengetahuan yang diperoleh orang tua tentunya orang tua tidak bisa memandang segala sesuatunya dari sudut pandangnya sendiri. Sebab anak yang masih kecil belum mampu menjangkau pemikiran orang tua. Dengan demikian orang tua dalam usaha mendidik dan mengarahkan anak berusaha untuk memposisikan diri pada sudut pandang anak yang masih kecil tersebut kalau tidak akan selalu terjadi ketegangan. Dan sebagai konsekuensinya perkataan tidak baik akan ditangkap oleh anak.
[5] Berkaitan dengan cara pandang orang tua yang berbeda dengan anak kecil, di sini perlu dirujuk kembali pendapat al-Tabariy yang menyatakan bahwa anak harus membiarkan apa yang dicintai dan diingini oleh kedua orang tua ketika keduanya dalam asuhannya selama tidak bermaksiat kepada Allah. Anjuran untuk membiarkan apa yang diinginkan oleh orang tua dimaksudkan untuk menjaga perasaan keduanya, agar mereka tidak sakit hati dan tersinggung.
                   Hal demikian juga dapat diterapkan dalam mendidik anak. Orang tua tidak perlu terlalu protektif dengan lebih banyak mengeluarkan intruksi larangan dari pada membolehkan. Apabila orang tua banyak melarang segala sesuatu yang akan dilakukan oleh anak, anak akan menilai orang tua sebagai sosok yang otoriter, kejam dan tidak memahami perasaan serta kemauannya. Dan  juga anak akan cenderung tidak berani bertindak. Jika hal demikian terjadi maka kreativitas anak akan hilang dan anak tidak merasa adanya keterikatan emosi dengan orang tua. Oleh karena itu orang tua, dalam konteks ini, tidak terlalu banyak melarang apa yang akan dilakukan oleh anak selama tidak membahayakan dirinya dan juga selama tidak keluar dari norma-norma islami. Selanjutnya, setelah berbuat ihsan dan berkata dengan qawl karim kepada anak, orang tua juga dianjurkan untuk mendo’akan anak seperti Allah menganjurkan anak untuk mendo’ akan orang tua dalam akhir ayat 24 surat al-Isra’ tersebut. Sebab mendo’akan anak merupakan bagian bentuk tanggung jawab orang tua kepada generasi penerusnya, yang tidak ingin melihat mereka sebagai generasi yang amburadul, loyo dan tidak mengerti akan tanggung jawabnya.
[6] Sebagaimana Rasulullah Saw pernah mendo’akan cucunya Hasan dan Husain. Hadith tersebut adalah sebagai berikut: Artinya: Ya Allah, kasihilah mereka berdua, sebab aku mengasihinya pada intinya merupakan perintah kepada anak untuk mendo’akan kedua orang tuanya. Namun penggalan ayat tersebut merupakan keyword dari keseluruhan konsep interaksi edukatif pada aspek emosional antara orang tua dan anak. Orang tua berhak mendapatkan Ihsan, qawlan karima dan juga rahmah seperti yang terdapat pada penggalan ayat tersebut, apabila ia telah berbuat hal yang sama terhadap anak terlebih dahulu.
                   Hal ini dapat dipahami dari kata kama rabbayani shaghira. Dan dalam kata tersebut terkandung unsur cause and effect atau causalitas. Kata rabbayani dalam penggalan ayat tersebut merupakan akumulasi dari sikap Ihsan, qawlan karlma dan juga rahmah orang tua terhadap anak. Singkatnya sikap  orang tua terhadap anak berdasarkan konsep pendidikan emosional yang terdapat dalam surat al-Isra’ 23-24 adalah dengan cara memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak, bersikap lemah lembut, berkata dengan perkataan yang baik, dan tidak memaksakan kehendak orang tua sebab dunia anak dan orang dewasa itu berbeda atau dengan kata lain orang tua memberikan kelonggaran bagi anak untuk berkreativitas selama tidak menyimpang dari ajaran agama. Serta mendo’akan anak agar Allah senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya terhadap anak. Sikap orang tua terhadap anak tersebut memerlukan kesabaran dan pengorbanan yang begitu besar. Orang tua yang telah bersabar dan berkorban dalam mendidik dan mengarahkan anak agar menjadi anak yang shalih berhak mendapatkan do’a seperti yang disinyalir oleh Allah dalam firman-Nya
:
Artinya: Dan ucapkanlah: `wahai Tuhanku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (Al-Isra’:24).

Iman Kepada Qodho dan Qodar

IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

A. Pengertian Qada dan Qadar
Qada menurut bahasa yaitu rencana, ketetapan, kehendak. Sedangkan menurut istilah adalah ketetapan Allah yang sesuai dengan iradah-Nya / kehendak-Nya tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk.
Qadar menurut bahasa yaitu kepastian, peraturaan, ukuran. Sedangkan menurut istilah adalah perwujudan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan bentuk tertentu sesuai dengan kehendak-Nya.
Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluk-Nya. Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berusaha. Kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berusaha. Firman Allah QS Al-Furqon ayat 2:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا (٢)
Artinya: “yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[*].
[*] Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa qada dan qadar berhubungan erat. Qada adalah ketentuan, hukum Allah sejak zaman dahulu. Qadar adalah pelaksanaan dari ketentuan / hukum Allah. Jadi hubungan antara qada dan qadar ibarat hubungan antara rencana dan pelaksanaan dari rencana tersebut.
Orang kadang menggunakan istilah qada dan qadar dengan satu istilah yaitu takdir. Jika ada orang terkena musibah lalu orang itu mengatakan “sudah takdir” maksudnya adalah qada dan qadar.

B. Contoh Qada dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari
Para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada 2 macam:
1. Takdir mu’allaq yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh: seorang siswa bercita-cita jadi dokter untuk mencapai itu maka dia harus belajar dengan giat supaya bisa menjadi dokter. Firman Allah QS Ar-Rad: 11
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (١١)
Artinya: ”bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[*]. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[#] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
[*] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
[#] Tuhan tidak akan merubah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

2. Takdir mubram: takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan/ditawar lagi oleh manusia. Contoh: seorang pengendara mobil sangat berhati-hati supaya tidak menabrak sesuatu, tetapi dia ditabrak oleh mobil lain yang mengakibatkan dia meninggal dunia. Firman Allah QS Yunus ayat: 49
قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلا نَفْعًا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ (٤٩)
Artinya:”Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal[*]. apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).”
[*] Yang dimaksud dengan ajal ialah, masa keruntuhannya.

C. Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar
1. Melatih diri untuk bersyukur dan bersabar
2. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Firman Allah QS Yusuf ayat 87:
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ (٨٧)
Artinya: ”Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

3. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Firman Allah QS Al-Qasas ayat 77:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (٧٧)
Artinya: ”dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

4. Menenangkan jiwa.
Firman Allah QS Al-Fajr ayat 27-30
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (٢٧)ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (٢٨)فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (٢٩)وَادْخُلِي جَنَّتِي (٣٠)
Artinya:
27. Hai jiwa yang tenang.
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. masuklah ke dalam syurga-Ku.

Kepedulian Sosial

MEMAHAMI SURAT AL-KAUSAR DAN SURAT AL-MA’UN DALAM KEPEDULIAN SOSIAL


A. MEMAHAMI ISI KANDUNGAN SURAT AL-KAUSAR
1. SURAT AL-KAUSAR DAN ARTINYA
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (١) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (٢) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبْتَرُ (٣)
ARTINYA:
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[*].
3. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus[#].

[*] Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah.
[#] Maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat Allah.

2. ISI KANDUNGAN SURAT AL-KAUSAR
Al-Kausar artinya adalah nikmat yang banyak. Surat ini diturunkan di kota Mekah maka surat ini tergolong surat Makkiyah.
Ayat 1: sesungguhnya sangatlah banyak anugerah dan karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia. Tidaklah dapat dihitung berapa banyak karunia itu, sejak al-Qur’an di turunkan sebagai wahyu, nikmat yang diilhamkan sebagai hasil pikiran, kenabian, kerasulan, penutup dari segala rasul, rahmat bagi seluruh alam, pemimpin bagi umat manusia, dan untuk keselamataan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Ayat 2: sedemikian banyaknya nikmat atau anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, menyebabkan tempat manusia beribadah hanya Allah, tempat manusia bersalat/berdo’a hanya Allah, tiada yang lain. Karena nikmat tidak akan didapat dari selain Allah. Perintah salat disini ialah salat fardhu yaitu salat 5 waktu. Dan perintah selanjutnya apabila ada rezeki setelah manusia salat Idul Adha hendaklah menyembelih hewan kurban. Dan daging kurban yang telah kita sembelih tadi dibagikan kepada tetangga dan masyarakat sekitar sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang acuh tak acuh kepada para tetangga. Karena manusia juga termasuk makhluk sosial sehingga kita sebagai manusia juga harus ada rasa kepedulian sosial kepada masyarakat.
Ayat 3: orang-orang kafir telah mencampuradukkan kebenaran agama dengan kekayaan dan keturunan. Mentang-mentang Nabi Muhammad tidak mempunyai keturunan laki-laki maka akan putuslah sebutannya. Kalau Dia (Muhammad) mati, akan habislah sebutannya dan akan habislah agama yang dibawanya yaitu Islam. Itulah persangkaan yang salah dari orang-orang kafir. Padahal, orang-orang kafir itulah yang terputus rahmatnyaa dari Allah karena tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad yaitu agama Islam.



B. MEMAHAMI ISI KANDUNGAN SURAT AL-MA’UN
1. SURAT AL-MA’UN DAN ARTINYA
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (١) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢) وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (٣) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ (٥) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (٦) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (٧)
ARTINYA:
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik/menolak hak anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya[*],
7. dan enggan (untuk memberi) bantuan.

[*] Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.

2. ISI KANDUNGAN SURAT AL-MA’UN
Al-Ma’un artinya adalah bantuan. Surat ini diturunkan di kota Mekah maka surat ini tergolong surat Makkiyah.
Ayat 1 dan 2: maksudnya adalah orang yang membenci anak yatim termasuk oarang yang mendustakan agama, walaupun dia beribadah. Karena itu rasa benci, sombong tidak boleh ada di dalam jiwa seorang yang mengaku beragama.
Ayat 3: dia tidak mau menggalakkan/ mendorong orang supaya memberi makan orang miskin. Dilahapnya sendiri saja, dengan tidak memikirkan orang miskin. Atau tidak dididiknya anak istrinya supaya menyediakan makaanan bagi orang miskin jika mereka datang meminta makanan. Orang seperti itupun termasuk orang yang mendustakan agama. Karena dia mengaku menyembah Allah padahal hamba Allah tidak diberinya pertolongan dan tidak dipedulikannya.
Ayat 4 dan 5: dia telah melakukan salat tetapi salat itu hanya membawa celaka saja karena tidk dikerjakan dengan ikhlas. Tidak timbul dari kesadarnnya, bahwa seorang manusia sudah mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Allah salah satunya adalah kewajiban menunaikan salat 5 waktu.
Apakah kalian sudah salat dengan kesadaran kalian atau karena di suruh para guru?
Ayat 6: termasuk sifat-sifat orang yang mendustakan agama adalah riya. Walaupun dia beramal, kadang-kadang dia bermuka manis kepada anak yatim, kadang memberi makan orang miskin, kadang dia kelihatan khusuk pada salatnya tetapi semua itu dikerjakan karena riya. Yaitu karena ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain maka hidupnya penuh dengan kebohongan dan kepalsuan sehingga tidak mendapat ridha Allah.
Ayat 7: orang yang mendustakan agama selalu menahan bahkan menghalang-halangi orang lain yang akan menolong sesama. Rasa cinta tidak ada dalam orang yang mendustakan agama. Yang ada hanyalah rasa benci, hatinya terlalu suka kepada benda yang fana. Insaf dan adil tak ada dalam hatinya. Dia menyangka begitulh hidup yang baik padahal itulah yang akan membawanya

Shalat Jum'at

SALAT JUM’AT

A. Ketentuan-ketentuan Salat Jumat
1. Pengertian dan hukum salat Jumat
Salat Jumat ialah salat dua rakaat yang dilakukan secara berjamaah setelah dua khutbah pada waktu salat duhur di hari Jum’at. Salat Jumat dapat dilalukan di masjid, musala kantor yang biasa digunakan untuk salat Jumat.
Kedudukan salat Jumat merupakan pengganti salat dhuhur. Apabila seseorang telah melaksanakan salat Jumat, maka ia tidak perlu lagi melakukan salat dhuhur pada hari Jumat tersebut
Hukum melaksanakan salat Jumat termasuk fardlu ‘ain artinya wajib bagi setiap orang Islam laki-laki yang baligh, merdeka dan bermukim pada tempat tertentu. Bagi orang yang sakit boleh tidak salat Jumat tapi wajib melakukan salat dhuhur.
Bagi wanita melaksanakan salat Jumat hukumnya sunnah. Wanita yang melakukan salat Jumat tidak perlu mengulangi salat dhuhur pada hari itu.
Kewajiban salat Jumat berdasarkan firman Allah swt
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٩)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum’at, maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” Q.S.: ( al-Jum’ah[62] : 9)
Berdasarkan ayat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap muslim (orang Islam laki-laki) wajib melaksanakan salat Jumat, walaupun sedang dalam keadaan sibuk. Sebagai seorang Islam, apabila pada hari Jumat telah hampir memasuki waktu salat duhur, harus segera meninggalkan segala urusan dunia untuk segera menunaikan salat Jumat.
Rasulullah saw menegaskan dalam sebuah hadis:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِى جَمَاعَةٍ اِلا اَرْبَعَةً عَبْدٌ مِمْلُوْكٌ اَوِ امْرَاَةٌ اَو صَبِيٌّ اَوْ مَرِيْضٌ (رواه ابو داود و الحاكم)
Artinya: “ Rasulullah saw bersabda: Salat Jumat itu hak yang wajib dikerjakan oleh tiap-tiap muslim (orang Islam laki-laki) dengan berjamaah kecuali empat macam orang (1) hamba sahaya (2) perempuan, (3) anak-anak, (4) orang sakit.” (H.R. Abu Daud dan Hakim)
Hadis di atas menegaskan bahwa tiap muslim laki-laki wajib melaksanakan salat Jumat. Adapun orang Islam yang tidak wajib salat Jumat terdiri dari, hamba sahaya, perempuan, anak-anak dan orang sakit. Walaupun demikian mereka wajib melaksanakan salat duhur.
Rasulullah saw memberi peringatan kepada orang Islam yang sengaja meninggalkan salat Jumat sebanyak tiga kali berturut-turut melalui sebuah hadi yang berbunyi:
مَنْ تَرَكَ ثَلاثَ جَمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ (رواه الخمسة)
Artinya: “ Barang siapa yang meninggalkan salat Jumat tiga kali berturut-turut, karena sifat malas semata, maka Allah mencap dan menutup hati orang itu.” (H.R. Khamsah/lima ahli hadis)
2. Syarat Wajib dan Syarat Sah salat Jumat
Seseorang diwajibkan melaksanakan salat Jumat apabila memenuhi sayart-syarat tertentu. Jika salah satu syarat wajibnya tidak terpenuhi, maka gugurlah kewajiban melaksanakan salat Jumat baginya.

Syarat wajib salat Jumat adalah sebagai berikut:
a. Islam.
b. Baligh (dewasa), tidak wajib atasanak-anak.
c. Berakal, tidak wajib bagi orang gila.
d. Laki-laki, sunah bagi perempuan.
e. Sehat badan, tidak wajib atasorang sakit dan berhalangan.
f. Mukim di tempat yang menetap, tidak wajib bagi orang yang sedang dalam perjalanan.
g. Merdeka, tidak wajib atashamba sahaya.
Syarat sah mendirikan salat Jumat:
a. Dikerjakan di pemukiman yang tetap.
b. Dikerjakan secara berjamaah sekurang kurang nya 40 orang baligh.
c. Dikerjakan pada waktu duhur.
d. Sebelum salat didahului dua khutbah.

3. Sunah salat Jumat.
Hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum menunaikan salat Jumat atau ketika di dalam masjid sebelum khatib naik mimbar sebagai amalan sunah Jumat adalah sebagai berikut:
a. Mandi (dengan niat mandi sunah Jumat) bagi yang akan salat Jumat.
b. Berhias atau memakai pakaian yang baik atau pakaian yang berwarna putih.
c. Memakai harum-haruman atau minyak wangi.
d. Memotong kuku, kumis dan menyisir rambut.
e. Bersegera pergi ke masjid (tidak menunda-nunda waktu)
f. Salat tahiyatul masjid.
g. Membaca al-Quran atau berdzikir sebelum khutbah dimulai.

4. Hal-hal Yang Menghalangi Salat Jumat.
Salat Jumat hukumnya adalah wajib, namun apabila seeorang tertimpa salah satu halangan-halangan berikut, maka diperbolehkan untuk meninggalkan salat Jumat tetapi wajib melaksanakan salat duhur. Halangan-halangan itu adalah
a. Sakit.
b. Hujan lebat sehingga menyulitkan untuk berangkat salat jumat.
c. Sedang dalam perjalanan jauh.

5. Ketentuan Khutbah Jumat.
Ada beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi dalam khutbah Jumat. Apabila salah sat syarat atau rukunnya tidak terpenuhi maka khutbahnya menjadi tidak syah, sehingga menyebabkan salat Jumat yang dilaksanakan menjadi tidak syah. Adapun syarat dan rukun khutbah adalah sebagai berikut:
a. Syarat khutbah Jumat:
1) Khutbah dimulai setelah masuk waktu duhur.
2) Khatib memberi khutbah dengan berdiri apabila mampu.
3) Khatib duduk diantara dua khutbah, sekurang-kurangnya berhenti sebentar.
4) Khutbah pertama dengan khutbah kedua dilaksanakan secara berturut turut.
5) Khutbah dilakukan dengan suara keras.
6) Khatib menutup aurat serta suci dari hadas dan najis.




b. Rukun Khutbah Jumat.
1) Membaca hamdalah
2) Membaca dua kalimah syahadat
3) Membaca salawat nabi muhammad saw.
4) Berwasiat atau memberi nasehat tentang taqwa kepada Allah swt
5) Membaca al-Quran pada salah satu khutbah.
6) Berdoa untuk kaum muslimin muslimat dan mukminin mukminat pada khutbah kedua.

B. Mempraktikkan Salat Jumat.
Salat Jumat merupakan salat fardu yang dilaksanakan seminggu sekali, yaitu pada hari Jumat. Oleh karena itu setiap muslim harus mengetahui tata cara salat Jumat yang benar. Ada beberapa langkah yang harus diketahui dalam melaksanakan salat Jumat, yaitu:
1) setelah waktu salat Jumat tiba, muazin mengumandangkan azan.
2) Setelah azan, jamaah melakukan salat sunah Jumat (qabliyah) dua rakaat.
3) Muazin mengumandangkan azan kedua sebagai tanda bahwa khutbah akan dimulai.
4) Khatib membacakan khutbah yang pertama
5) Setelah khutbah pertama selesai, maka khatib duduk sebentar diantara dua khutbah.
6) Khatib berdiri lagi melaksanakan khutbah kedua.
7) Khatib turun dari mimbar kemudia muazin melaksanakan iqamah untuk memulai salat Jumat.
8) Salat Jumat dilaksanakan dua rakaat dengan lafal niat sebagai berikut:

C. Fungsi Salat Jumat.
1. Meningkatkan iman dan takwa serta menambah bekal kehidupan akhirat
2. Meningkatkan rasa syukur dan ingat kepada Allah swt.
3. Mempererat jalinan komunikasi antar umat Islam
4. Merupakan syiar Islam dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar
5. Menumbuhkan sikap disiplindan ketaatan dalam kehidupan

Shalat Jama' dan Qoshor

SALAT JAMA' DAN QASAR

A. Salat Jamak

1. Pengertian Salat Jamak.
Salat jamak adalah salat yang digabungkan, maksudnya menggabungkan dua salat fardu yang dilaksanakan pada satu waktu. Misalnya menggabungkan salat Duhur dan Asar dikerjakan pada waktu Duhur atau pada waktu Asar. Atau menggabungkan salat magrib dan ‘Isya dikerjakan pada waktu magrib atau pada waktu ‘Isya. Sedangkan salat Subuh tetap pada waktunya tidak boleh digabungkan dengan salat lain.
Hukum mengerjakan salat Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang-orang yang memenuhi persyaratan.

Rasulullah saw bersabda:
Artinya: dari Anas, ia berkata: Rasulullah apabila ia bepergian sebelum matahari tergelincir, maka ia mengakhirkan salat duhur sampai waktu asar, kemudian ia berhenti lalu menjamak antara dua salat tersebut, tetapi apabila matahari telah tergelincir (sudah masuk waktu duhur) sebelum ia pergi, maka ia melakukan salat duhur (dahulu) kemudian beliau naik kendaraan (berangkat). (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah pernah menjamak salat karena ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa menggabungkan dua salat diperbolehkan dalam Islam namun harus ada sebab tertentu.

Salat jamak boleh dilaksanakan karna beberapa alasan (halangan) berikut:
a. Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam madhab)
b. Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.
c. Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya perang, sakit, hujan lebat, angin topan dan bencana alam.
Salat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan salat duhur dengan asar dan salat magrib dengan ‘isya. Sedangkan salat subuh tidak boleh dijamak. Demikian pula orang tidak boleh menjamak salat asar dengan magrib.

Salat jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara:
a. Jamak Takdim (jamak yang didahulukan), yakni menjamak dua salat yang dilaksanakan pada waktu yang pertama. Misalnya menjamak salat duhur dengan asar, dikerjakan pada waktu duhur ( 4 rakaat salat duhur dan 4 rakaat salat asar) atau menjamak salat magrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu magrib (3 rakaat salat magrib dan 4 rakaat salat ‘isya).
b. Jamak Ta’khir (jamak yang diakhirkan), yakni menjamak dua salat yang dilaksanakan pada waktu yang kedua. Misalnya menjamak salat duhur dengan asar, dikerjakan pada waktu asar atau menjamak salat magrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu ‘isya.

Dalam melaksanakan salat jamak takdim maka harus berniat menjamak salat kedua pada waktu yang pertama, mendahulukan salat pertama dan dilaksanakan berurutan, tidak diselingi perbuatan atau perkataan lain. Adapun saat melaksanakan jamak ta’khir maka harus berniat menjamak dan berurutan. Tidak disyaratkan harus mendahulukan salat pertama. Boleh mendahulukan salat pertama baru melakukan salat kedua atau sebaliknya.

2. Praktik Salat Jamak Takdim /Takhir
a. Cara Melaksanakan Salat Jamak Takdim
Misalnya salat duhur dengan asar: salat duhur dahulu empat rakaat kemudian salat asar empat rakaat, dilaksanakan pada waktu duhur.
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat salat duhur dengan jamak takdim. Bila dilafalkan yaitu:
” Saya niat salat salat duhur empat rakaat digabungkan dengan salat asar dengan jamak takdim karena Allah Ta’ala”
2) Takbiratul ihram
3) Salat duhur empat rakaat seperti biasa.
4) Salam.
5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai berikut;
“ Saya niat salat asar empat rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak takdim karena Allah ta’ala.
6) Takbiratul Ihram
7) Salat asar empat rakaat seperti biasa.
8) Salam.
Catatan: Setelah salam pada salat yang pertama harus langsung berdiri,tidak boleh diselingi perbuatan atau perkataan misalnya zikir, berdo’a, bercakap-cakap dan lain-lain)

b. Cara Melaksanakan Salat Jamak Ta’khir.
Misalnya salat magrib dengan ‘isya: boleh salat magrib dulu tiga rakaat kemudian salat ‘isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu ‘isya.
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta’khir. Bila dilafalkanyaitu:
“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat ‘isya dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala”
2) Takbiratul ihram
3) Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.
4) Salam.
5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (‘isya), jika dilafalkan sebagai berikut;
“ Saya berniat salat ‘isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”
6) Takbiratul Ihram
7) Salat ‘isya empat rakaat seperti biasa.
8) Salam.

Catatan: Ketentuan setelah salam pada salat yang pertama sama seperti salat jamak takdim. Untuk menghormati datangnya waktu salat, hendaknya keuika waktu salat pertama sudah tiba, maka orang yang akan menjamak ta’khir, sudah berniat untuk menjamak ta’khir salatnya, walaupun salatnya dilaksanakan pada waktu yang kedua.

B. Salat Qasar
1. Pengertian Salat Qasar
Salat qasar adalah salat yang dipendekkan (diringkas), yaitu melakukan salat fardu dengan cara meringkas dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Salat fardu yang boleh diringkas adalah salat yang jumlah rakaatnya ada empat yaitu duhur , asar dan ‘isya.
Hukum melaksanakan salat qasar adalah mubah (diperbolehkan) jika syaratnya terpenuhi.
Allah berfirman dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 101:
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الأرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا (١٠١)
Artinya: “ Dan apabila kamu beprgian di muka bumi, maka tidak mengapa kamu menqasar salatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir, sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu.” Q.S.(An Nisa[4]: 101)

2. Syarat Sah Salat Qasar
Syarat-syarat salat qasar sama dengan syarat salat jamak hanya ditambah persyaratan bahwa salat yang dapat diqasar adalah salat yang jumlah rakaatnya empat, tidak makmum pada orang yang salat sempurna (biasa, tidak qasar)

3. Praktik Salat Qasar
Ambil contoh salat qasar duhur.
Tata caranya sebagai berikut:
a. Berniat salat dengan cara qasar. Jika dilafalkan sebagai berikut:
Artinya: “ saya berniat salat duhur dua rakaat diqasar karena Alla Ta’ala”
b. Takbiratul ihrom.
c. Salat dua rakaat
d. Salam.

C. Salat Jamak Qasar
1. Pengertian Salat Jamak Qasar.
Salat jamak qasar adalah menggabungkan dua salat fardu dalam satu waktu sekaligus meringkas (qasar).
Hukum dan syaratnya sama dengan salat jamak dan salat qasar. Salat jamak qasar dapat dilaksanakan secara takdim maupun ta’khir.
Umat Islam dapat melakukan salat fardu secara jamak, qasar maupun jamak qasar asalkan memenuhi syarat sahnya. Hal ini merupakan rukhsah (keringanan )yang diberikan Allah agar manusia tidak meninggalkan salat fardu walau dalam keadaan apapun. Allah tidak menghendaki kesukaran pada hambaNya.

2. Praktik Salat Jamak Qasar
Salat Jamak Qasar menggunakan Jamak Takdim: misalnya salat duhur dengan asar. Tata caranya sebagai berikut:
a. Berniat menjamak qasar salat duhur dengan jamak takdim. Jika dilafalkan sebagai berikut:
“ Saya berniat salat duhur dua rakaat digabungkan dengan salat asar dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”
b. Takbiratul ihram.
c. Salat duhur dua rakaat (diringkas)
d. Salam.
e. Berdiri dan niat salat asar, jika dilafalkan sebagai berikut:
“ Saya berniat salat asar dua rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”
b. Takbiratul ihram.
c. Salat asar dua rakaat (diringkas)
d. Salam
Salat Jamak Qasar menggunakan Jamak Ta’khir: misalnya salat magrib dengan ‘isya.

Tata caranya sebagai berikut:
a. Berniat menjamak qasar salat magrib denganjamak ta’khir. Jika dilafalkan sebagai berikut:
“ saya berniat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat isya’ dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”
b. Takbiratul ihram.
c. Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.
d. Salam.
e. Berdiri dan niat salat isya’. Jika dilafalkan sebagai berikut:
“ Saya berniat salat isya’ dua rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak ta’khir, diqasar karena Allah Ta’ala.”
f. Takbiratul Ihram.
g. Salat isya’ dua rakaat (diringkas)
h. Salam

UTS Genap Qurdits 8

soal UTS genap qur'an hadits kelas 8

1. Tarqiq menurut bahasa berarti .....
a. Tebal c. Kecil
b. Besar d. Tipis
2. Apabila ada lafal Allah didahului huruf yang berharakat fathah atau dummah disebut......
a. Lam tafkhim c. Lam tarqiq
b. Ra tarqiq d. Ra tafkhim
3. Lafal خَزَائِنُ اللهِ mengandung hukum bacaan.......
a. Qalqalah c. Tafkhim
b. Tarqiq d. Idzhar
4. إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ terdapat hukum bacaan lam ….
a. Tarqiq c. Sugra
b. Tafkhim d. Kubra
5. Arti kata هُمَزَةٍ adalah…..
a. Penyayang c. Pengumpat
b. Pencela d. Pemberi
6. Arti kata لُمَزَةٍ adalah…..
a. Penyayang c. Pengumpat
b. Pencela d. Pemberi
7. الْحُطَمَةِ adalah nama sebuah…..
a. Neraka c. Sungai
b. Surga d. Gunung
8. غَفُوْرٌ mengandung hukum bacaan …..
a. Bacaan Ra tafkhim c. Ra tarqiq
b. Bacaan Lam tafkhim d. Lam tafkhim
9. قِرْطَاسٌ mengandung hukum bacaan.......
a. Bacaan Ra tafkhim c. Ra tarqiq
b. Bacaan Lam tafkhim d. Lam tafkhim
10. Apabila ada lafal Allah didahului huruf yang berharakat kasrah disebut......
a. Lam tafkhim b. Ra tarqiq c. Lam tarqiq d. Ra tafkhim
11. Tafkhim menurut bahasa berarti .......
a. Tebal b. Besar c. Kecil d. Tipis
12. رِخْلَةَ mengandung hukum bacaan ......
a. Ra tafkhim b. Lam tafkhim c. Ra tarqiq d. Lam tarqiq
13. فِرْعَوْنَ mengandung hukum bacaan......
a. Ra tafkhim b. Lam tafkhim c. Ra tarqiq d. Lam tarqiq
14. بِسْمِ الله mengandung hukum bacaan ….
a. Ra tafkhim b. Lam tafkhim c. Ra tarqiq d. Lam tarqiq
15. Surat Al Humazah diturunkan di kota.......
a. Mekah b. Jeddah c. Madinah d. Syuriah
16. Surat At Takasur diturunkan di kota......
a. Mekah b. Jeddah c. Madinah d. Syuriah
17. التَّكَاثُرُ artinya adalah ....
a. Kenikmatan c. Kekayaan
b. Kemewahan d. Bermegah-megahan
18. الْجَحِيمَ adalah nama dari sebuah....
a. Malaikat b. Nabi c. Neraka d. Surga
19. يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ adalah surat Al Humazah ayat ke ....
a. 3 b. 2 c. 1 d. 4
20. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ adalah surat At Takasur ayat ke.....
a. 8 b. 7 c. 6 d. 5
21. فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ adalah surat Al Humazah ayat ke......
a. 8 b. 9 c. 7 d. 6
22. حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ adalah surat At Takasur ayat ke ......
a. 2 b. 1 c. 3 d. 4
23. كَلا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ adalah surat Al Humazah ayat ke ….
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
24. Surat Al Humazah tergolong surat ......
a. Makiyah b. Jeddah c. Madaniyah d. Syuriah
25. Surat At Takasur tergolong surat ......
a. Makiyah b. Jeddah c. Madaniyah d. Syuriah
26. Surat At Takasur terdiri dari berapa ayat ......
a. 6 b. 7 c. 8 d. 9
27. Surat Al Humazah terdiri dari berapa ayat ......
a. 6 b. 7 c. 8 d. 9
28. لِدُنْيَاكَ artinya adalah ......
a. Untuk akhiratmu b. Untuk duniamu c. Bekerjalah kamu d. Beramallah kamu
29. Arti kata تَمُوْتُ adalah….
a. Kamu mati b. Kamu hidup c. Selama-lamanya d. Besok
30. Arti kata وَاعْمَلْ adalah…..
a. Bekerjalah kamu b. Beramallah kamu c. Bermainlah kamu d. Belajarlah kamu

II Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan jelas !

1. Jelaskan pengertian dari pengumpat dan pencela pada surat Al Humazah?
2. Jelaskan maksud dari bermegah-megahan dalam surat At Takasur?
3. Jelaskan pengertian dari lam tafkhim dan beri contohnya?
4. Apa yang kamu ketahui tentang ra tarqiq dan beri contohnya?
5. Tulis hadits tentang keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat beserta artinya?

UAS Qurdits Semester Ganjil Kelas 7

SOAL UAS QUR'AN HADITS SEMESTER I

1. Menurut bahasa, Al-Qur’an artinya ..
a. Membaca c. Kalamullah
b. Menulis d. Mempelajari
2. Al-Qur’an disampaikan dengan jalan mutawatir. Mutawatir artinya ..
a. Diriwayatkan oleh orang-orang yang terpercaya
b. Diriwayatkan oleh orang-orang yang cerdas
c. Diriwayatkan oleh orang banyak
d. Diriwayatkan oleh sahabat nabi
3. Yang tidak termasuk nama-nama Al-Qur’an ..
a. Al-furqon c. Al-kitab
b. Ad-dzikr d. Al-karim
4. Wahyu yang pertama kali diturunkan adalah surat ..
a. Al-maidah c. Al-’alaq
b. Al-baqarah d. Al-falaq
5. Al-Qur’an pada masa rosulullah dijaga kemurniannya dengan ..
a. Hafalan c. Hafalan dan bacaan
b. Hafalan dan tulisan d. Tulisan
6. Diantara manfaat diturunkannnya Al-Qur’an dari segi akidah adalah dapat menjaga kemurnian ..
a. Iman c. Ihsan
b. Islam d.Ibadah
7. Martabat seseorang dapat dipertahankan bila ia tetap dalam keadaan ..
a. Iman c. Beramal saleh
b. Berakhlak d. Iman dan beramal saleh
8. Al-furqon artinya ..
a. Pembela c. Pemelihara
b. Pembeda d. Peringatan
9. Hadis menurut bahasa artinya ..
a. Ucapan c. Kebiasaan
b. Perbuatan d. Kabar atau berita
10. Taqriron artinya ..
a. Ucapan c. Perbuatan
b. Persetujuan d. Perilaku
11. Sunnah menurut bahasa artinya ..
a. Jalan c. Ungkapan
b. Bahasa d. Berita
12. Perkatan, perbuatan, dan .............. Nabi SAW disebut hadis.
a. Taqrir c. Sunnah
b. Qauli d. Fi’li
13. Hadis yang berkaitan dengan ucapan nabi SAW disebut hadis ..
a. Taqriri c. Qudsi
b. Fi’li d. Qauli
14. Seluruh hadis pada masa rosulullah berada dalam ..
a. Hafalan para sahabat c. Catatan para sahabat
b. Lembaran-lembaran para sahabat d. Hafalan dan catatan para sahabat
15. Setiap umat Islam berkwajiban untuk terus memelihara Al-Qur’an dan kesuciannya, menjaga dan sekaligus mencintai ..
a. Keasliannya c. Kemaslahatannya
b. Keharmonisannya d. Keabsahannya
16. Allah telah menurunkan Al-Qur’an dan dia juga akan memeliharanya, terungkap dalam Al-Qur’an...
a. QS Al-hijr:29 c. QS Al-hijr:06
b. QS Al-hijr:19 d. QS Al-hijr:09
17. Cara umat Islam mencintai hadis rosulullah pada dasarnya sama mencintai ..
a. Nabi c. Al-Qur’an
b. Ulama d. Kyai
18. Diantara cara mencintai Al-Qur’an dan hadis nabi adalah..
a. Mempelajari c. Mengamalkan
b. Menghafal d. Semua benar
19. إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له .... Inna nahnu nazzalna al-dzikro wa inna lahu ..............., kelengkapan ayat ini adalah ..
a. لحفيذون c. لا حافظون
b. لحفظون d. حافظون
20. Allah juga mengistilahkan Al-Qur’an sebagai al-huda artinya ..
a. Petunjuk c. Penerang
b. Penyakit d. Penyembuh
21. Tempat-tempat keluarnya bunyi huruf hijaiyah disebut..
a. Makhroj c. Huruf
b. Makhorijul huruf d. Tajwid
22. Di bawah ini adalah jenis makhorijul huruf, kecuali..
a. Halaq c. Safatain
b. Jauf d. Idghom
23. Huruf م ب ف و merupakan huruf makhroj..
a. Halaq c. Safatain
b. Jauf d. Idghom Halaq
24. Yang termasuk huruf lisan adalah ..
a. م c. ف
b. ش d. ح
25. Bunyi dengung dari nun mati atau tanwin yang keluar dari pangkal hidung disebut ..
a. Halaq c. Safatain
b. Lisan d. Khaisyun
26. Makharijul huruf dibagi menjadi 5 diantaranya jauf artinya..
a. Hidung c. Rongga mulut
b. Lidah d. Mulut
27. Yang termasuk huruf lisan adalah ..
a. ن c. ص
b. ض d. ق
28. Yang termasuk huruf halaq adalah ..
a. ك c. ف
b. ل d. ع
29. Di bawah ini adalah lafal yang mengandung makhroj halaq, kecuali..
a. جَنَّةٌ c. قَلْبٌ
b. سَمِعَ d. فَهُمْ
30. Di bawah ini adalah lafal yang mengandung makhroj syafatain, kecuali..
a. يَوْمُ c. فَإِنَّكَ
b. بَعْدِهِ d. كَاَنُوْا
31. Di bawah ini adalah lafal yang mengandung makhroj jauf...
a. يَقُوْلُ c. بَعْدِهِ
b. مَغْفِرَةٌ d. وَلَقَدْ
32. Halaq artinya..
a. Tenggorokan c. Dua bibir
b. Lidah d. Hidung
33. Khaisyun artinya..
a. Tenggorokan c. Dua bibir
b. Lidah d. Hidung
34. Syafatain artinya..
a. Tenggorokan c. Dua bibir
b. Lidah d. Hidung
35. Lisan artinya..
a. Tenggorokan c. Dua bibir
b. Lidah d. Hidung
36. ج merupakan huruf makhroj dari..
a. Halaq c. Jauf
b. Lisan d. Syafatain
37. خ merupakan huruf makhroj dari..
a. Halaq c. Jauf
b. Lisan d. Syafatain
38. ا و ي merupakan huruf makhroj dari..
a. Halaq c. Jauf
b. Lisan d. Syafatain
39. Huruf dari khaisyum diantaranya adalah..
a. Nun mati bertemu huruf iqlab c. Mim mati bertemu huruf fa’
b. Mim mati bertemu huruf nun d. Mim mati bertemu huruf lam
40. نّ dan مّ merupakan huruf dari makhroj..
a. Halaq c. Jauf
b. Lisan d. Khaisyum
41. Lafal أُ مَّةٍ adalah contoh dari makhroj..
a. Halaq c. Jauf
b. Lisan d. Khaisyum
42. Alif lam dibagi menjadi..
a. 2 c. 4
b. 3 d. 5
43. Huruf ا ب ج ح خ merupakan huruf alif lam ..
a. Syamsiyah c. Idhar
b. Qomariyah d. Idghom
44. Huruf ت ث د ذ merupakan huruf alif lam ..
a. Syamsiyah c. Idhar
b. Qomariyah d. Idghom
45. Lafal اَلْفَلَقْ merupakan contoh dari..
a. Syamsiyah c. Idhar
b. Qomariyah d. Idghom
46. Lafal اَلتَّوْبَةُ merupakan contoh dari..
a. Syamsiyah c. Idhar
b. Qomariyah d. Idghom
47. Huruf ق ك ل termasuk dalam huruf..
a. Syamsiyah c. Idhar
b. Qomariyah d. Idghom
48. Di bawah ini adalah huruf syamsiyah, kecuali..
a. ظ c. ن
b. ل d. ق
49. اَلسَّمَأُ adalah contoh bacaan..
a. Syamsiyah c. Idhar
b. Qomariyah d. Idghom
50. Lafal di bawah ini yang termasuk contoh alif lam qomariyah adalah..
a. اَلصَّمَدُ c. اَلدُيِنُ
b. اَلشَّمْسُ d. اَلكَرِيْمُ
51. Alif lam pada kata اَلنَّسُ merupakan alif lam..
a. Syamsiyah c. Idhar
b. Qomariyah d. Idghom
52. Alif lam pada kata yang diikuti huruf qomariyah wajib dibaca..
a. Jelas c. Panjang
b. Samar d. Pendek
53. Cara membaca alif lam syamsiyah adalah bunyi al dibaca..
a. Jelas c. Mendengung
b. Tidak jelas d. Samar-samar
54. Jika al qomariyah berada di tengah kalimat atau didahului kata lain maka cara membaca alif lam tersebut adalah..
a. Al tidak dibaca
b. Alif dibaca fathah dan lam tidak dibaca
c. Dibaca jelas
d. Alifnya tidak dibaca hanya lam-nya ssja yang disukun
55. Jika ada alif lam syamsiyah di awal kalimat maka cara membaca alif lam tersebut adalah ..
a. Al tidak dibaca
b. Alif dibaca fathah dan lam tidak dibaca
c. Dibaca jelas
d. Alifnya tidak dibaca hanya lam-nya ssja yang disukun

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan jelas !

1. Makharijul huruf dibagi menjadi berapa? Sebutkan!
2. Apa arti dari lafal syafatain, lisan, khaisyum!
3. Hukum bacaan alif lam dibagi menjadi berapa? Sebutkan!
4. Berikan contoh dari alif lam syamsiyah da alif lam qomariyah, masing-masing 2!
5. Apa perbedan antara Al-Qur’an dengan al-hadis?

UAS Qurdits Semester Ganjil Kelas 8

UAS QUR'AN HADITS KELAS 8 SEMESTER I

I Pilihlah jawaban yang paling tapat dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban yang tersedia !

1. Dari segi bahasa, qalqalah berarti .........
a. Samar-samar c. Bergerak atau bergetar
b. Didengungkan d. Diberatkan
2. Di bawah ini adalah yang merupakan huruf-huruf qalqalah adalah........
a. ق ف ط د ب c. ذ د ر ط ج
b. د ج ق ب ط d. ق ط ن ج د
3. Lafal di bawah ini yang termasuk contoh qalqalah sugra adalah..........

a. يَبْخَلُ c. مُحِيْطٌ
b. حِساَبٍ d. اَحَدٌ
4. Dalam ilmu tajwid hukum qalqalah terbagi menjadi ................macam
a. 4 c. 2
b. 3 d. 1
5. Di bawah ini yang termasuk huruf qalqalah kecuali.…
a. ظ c. ط
b. د d. ج
6. Tarqiq menurut bahasa berarti ..................
a. Tebal c. Kecil
b. Besar d. Tipis
7. Kubra menurut bahasa berarti ..................
a. Tebal c. Kecil
b. Besar d. Tipis
8. Di bawah ini, yang termasuk huruf dari bacaan idzhar adalah ….
a. ي c. خ
b. ج d. ل
9. Apabila ada lafal Allah didahului huruf yang berharakat fathah atau dummah disebut...........
a. Lam tafkhim c. Lam tarqiq
b. Ra tarqiq d. Ra tafkhim
10. Apabila ada lafal Allah didahului huruf yang berharakat kasrah disebut...........
a. Lam tafkhim c. Lam tarqiq
b. Ra tarqiq d. Ra tafkhim
11. Di bawah ini, yang termasuk huruf dari bacaan ikhfa’ adalah ….
a. ي c. ا
b. ص d. ب
12. Lafal خَزَائِنُ اللهِ mengandung hukum bacaan...........
a. Qalqalah c. Tafkhim
b. Tarqiq d. Idzhar
13. Bacaan qalqalah kubra terdapat pada lafal........
a. بِرَبِّ النَّاسِ c. قُلْ هُوَ اللَّهُ
b. بِرَبِّ الْفَلَقِ d. إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ
14. Sugra menurut bahasa berarti ..................
a. Tebal c. Kecil
b. Besar d. Tipis
15. Tafkhim menurut bahasa berarti ..................
a. Tebal c. Kecil
b. Besar d. Tipis
16. Di bawah ini yang termasuk huruf qalqalah adalah…
a. ظ c. خ
b. ض d. ج
17. Jika ada huruf qalqalah tanda sukunnya mati dan berada di tengah kalimat maka disebut................
a. Idgham bigunnah c. Qalqalah sugra
b. Tafkhim d. Qalqalah kubra
18. Perhatikan ayat-ayat berikut!
1) اللَّهُ الصَّمَدُ
2) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
3) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
4) قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ

Ayat yang mengandung bacaan qalqalah adalah....
a. 1, 2, 3 c. 3, 4
b. 4, 3, 2 d. 1, 2
19. Berikut ini adalah hukum nun sukun dan tanwin bila bertemu dengan huruf hijaiyah, kecuali .........
a. Idzhar c. Ikhfa’
b. Iqlab d. Ikhlas
20. Apabila terdapat mim mati (مْ) bertemu dengan huruf (ب) disebut..........
a. Idgham mutamatsilain c. Idzhar halqi
b. Ikhfa’ syafawi d. Idzhar syafawi
21. Bacaan yang termasuk bacaan idzhar adalah ..............
a. عَذَابٌ وَصِبٌ c.مِنْ حَيْثُ
b. مِنْ بَعْدِ d. لَطِيْفٌ لِمَا
22. Di bawah ini, yang termasuk huruf dari bacaan idghom bilagunnah adalah ….
a. ي c. ل
b. ن d. و
23. Bacaan di bawah ini yang bukan termasuk bacaan ikhfa’adalah ..............
a. بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ c. عَذَابٌ شَدِيْدٌ
b. وَغَيْرُ صِنْوَانٌ d. مَنْ ثَقُلَتْ
24. Lafalذِكْرٌ لِلْعَالَمِيْنَ merupakan contoh bacaan .........
a. Idzhar c. Idghom bigunnah
b. Ikhfa’ d. Idghom bilagunnah
25. Lafal berikut yang merupakan bacaan idghom bigunnah adalah ............
a. اَنْ يَتُوْبَ c. مِنْ رَبِكُمْ
b. كُفُوًااَحَدٌ d. صَفًّا صَفًّا
26. Apabila terdapat mim mati (مْ) bertemu dengan huruf (م) disebut..........
a. Idgham mutamatsilain c. Idzhar halqi
b. Ikhfa’ syafawi d. Idzhar syafawi
27. Yang termasuk bacaan iqlab adalah .............
a. عَوَانٌ بَيْنَ c. فِى الْيوةِِادُّ نْيَا
b. اِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ d. عَنْ نَفْسِهِ
28. Jika ada huruf qalqalah tanda sukunnya waqaf dan berada di akhir kalimat maka disebut................
a. Idgham bigunnah c. Qalqalah sugra
b. Tafkhim d. Qalqalah kubra
29. Di bawah ini, yang termasuk huruf dari bacaan idghom bigunnah adalah ….
a. ر c. ح
b. م c. ل
30. Lafal اَنْتُمْ دَاخِرُوْنَ terdapat hukum bacaan apa..........
a. Ikhfa’ dan idgham mutamatsilain c. Ikhfa’ dan ikhfa’ syafawi
b. Ikhfa’ dan idzhar syafawi d. Ikhfa’ syafawi dan idzhar syafawi
31. Di bawah ini yang merupakan contoh ikhfa’ syafawi adalah .....
a. وَمَاهُمْ بِخَا رِجِيْنَ c. عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةْ
b. اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ d. لَهُمْ مَايَتَّقُوْنَ
32. Apabila terdapat mim mati (مْ) bertemu dengan huruf selain (م dan ب) disebut..........
a. Idgham mutamatsilain c. Idzhar halqi
b. Ikhfa’ syafawi d. Idzhar syafawi
33. Di bawah ini, yang termasuk huruf dari bacaan iqlab adalah ….
a. ن c. ت
b. ب d. ث
34. إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ terdapat hukum bacaan lam ….
a. Tarqiq c. Sugra
b. Tafkhim d. Kubra
35. تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ terdapat hukum bacaan qalqalah ….
a. Tarqiq c. Sugra
b. Tafkhim d. Kubra
36. الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ terdapat hukum bacaan mim ….
a. Idgham bilagunnah c. Idgham mutamatsilain
b. Ikhfa’ syafawi d. Idzhar syafawi
37. (١) …… لإيلافِ
a. قُرَيْشٍ c. وَالصَّيْفِ
b. رِحْلَةَ d. الشِّتَاءِ
38. Arti kata قُرَيْشٍ adalah…
a. Orang-orang Kafir c. orang-orang Sesat
b. Orang-orang Muslim d. orang-orang Quraisy
39. (٢)….. إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ
a. الشِّتَاءِ c. الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ
b. وَالصَّيْفِ d. رِحْلَةَ
40. Arti kata رِحْلَةَ adalah…
a. Berlarian c. Berdagang
b. Berpergian d. Berdatangan
41. Kata di bawah ini yang artinya musim dingin adalah …
a. قُرَيْشٍ c. وَالصَّيْفِ
b. رِحْلَةَ d. الشِّتَاءِ
42. Kata di bawah ini yang artinya musim panas adalah …
a. قُرَيْشٍ c. وَالصَّيْفِ
b. رِحْلَةَ d. الشِّتَاءِ
43. (٣)…. فَلْيَعْبُدُوا
a. رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ c. الْبَيْتِ
b. هَذَا الْبَيْتِ d. الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ
44. Arti ayat 1 di dalam surah Al-Quraisy adalah …
a. Karena kebiasaan orang Musyrik c. Karena kebiasaan orang Kafir
b. Karena kebiasaan orang Quraisy d. Karena kebiasaan orang Muslim
45. رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ artinya adalah…
a. Tuhan pemilik alam c. Tuhan pemilik Ka’bah
b. Tuhan pemilik dunia d. Tuhan pemilik Mekah
46. (٤)….الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ
a. مِنْ خَوْفٍ c. حَوْفٍ مِنْ
b. مِنْ جُوعٍ d. مِنْ جَوْفٍ
47. Kata di bawah ini yang artinya dari ketakutan adalah…
a. مِنْ خَوْفٍ c. مِنْ جَوْفٍ
b. مِنْ جُوعٍ d. حَوْفٍ مِنْ
48. لَكَ صَدْرَكَ (١) …. أَلَمْ
a. نَشْرَحَ c. نَشْرَخْ
b. نَشْرَحْ d. نَشْرَخٌ
49. (٢)…. وَوَضَعْنَا عَنْكَ
a. وِزْرَكَ c. قُرَيْشٍ
b. صَدْرَكَ d. نَشْرَحْ
50. ظَهْرَكَ (٣)…. الَّذِي
a. أَنْقَضُ c. وِزْرَكَ
b. صَدْرَكَ d. أَنْقَضَ
51. (٤)…. وَرَفَعْنَا
a. لَقَ ذِكْرَكَ c. لَكَ ذِكْرَكَ
b. لَكِ ذِكْرَكَ d. لَكَ ذَكْرَكَ
52. (٥)….فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ
a. يُسْرًا c. يُسْرَا
b. يُسْرً d. يُسْرًا
53. يُسْرًا (٦)….إِنَّ مَعَ
a. الْعُسْرٌ c. الْعُسْرَ
b. الْعُسْرِ d. الْعُسْرً
54. فَانْصَبْ (٧)….فَإِذَا
a. فَرَغْنَ c. فَرَغْتَ
b. فَرَغْتٌ d. فَرَغْتُ
55. (٨)…. وَإِلَى رَبِّكَ
a. فَارْغَبْ c. فَارْغَنْ
b. فَارْغَبَ d. فَارْغَبً

II Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan jelas !

1. Jelaskan pengertian dari qalqalah sugra dan qalqalah kubra menurut istilah?
2. Jelaskan isi kandungan ayat 4 surah Al-Insyirah?
3. Orang Quraisy berdagang dengan menggunakan jalur utara dan selatan. Jelaskan jalur utara dan jalur selatan?
4. Jelaskan pengertian ikhfa’ dan ikhfa’ syafawi menurut istilah?
5. Jelaskan pengertian dari idghom bilagunnah dan idgham mutamatsilain menurut istilah?